Friday, February 1, 2008

Alon-Alon Waton Kelakon

Bagi orang yang tinggal di jawa atau pernah berinteraksi dengan orang jawa, semboyan "Alon-alon waton kelakon" pasti pernah di dengar. Sayangnya banyak yang menggunakan semboyan tersebut untuk hal-hal yang keliru, malah diplesetkan. Kata "Alon-alon" sering kali diartikan bahwa dalam bekerja tidak perlu tergesa-gesa. Bahkan lambat-pun juga tidak masalah. Kata "Waton" sering kali diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai kata "Asal". Sehingga orang yang melakukan sesuatu dengan waton bisa diartikan sebagai orang yang sembarangan, nekat, atau "yang penting jalan".

Namun apakah semboyan orang jawa tersebut sudah diartikan secara benar? jika pikirkan, sebenarnya sudah terlihat bahwa semboyan memiliki arti yang mulia dan dapat digunakan sebagai patokan, sebagai aturan, dalam bertindak. dengan demikian somboyan tidak memiliki arti yang serendah jabaran di atas.
Alon-alon dapat diartikan bahwa apa yang dilakukan oleh seseorang haruslah dipikir dengan masak-masak. Ini berarti bahwa seseorang tidak boleh melakukan sesuatu berdasarkan hawa nafsu, namun juga mempertimbangkan akal pikiran yang sehat.
Waton berasal dari kata wewaton, yang dapat diartikan sebagai paugeran, tata aturan yang sudah ada. Ini dapat diartikan bahwa tindakan/perilaku seseorang harus dilakukan berdasarkan aturan yang ada (beda dengan waton = asal / nekat).
Kelakon sebagai tujuan dari suatu tindakan harus berhasil dicapai. Ini dapat diartikan bahwa ketika sedang bertindak, maka ditetapkan tujuan terlebih dahulu. goal jangka pendek dan jangka panjang-nya harus jelas.

Dan jika suatu tindakan sudah dilakukan dengan baik-baik, dipikirkan secara masak-masak, dilakukan dengan pertimbangan akal sehat, dan memperhatikan peraturan yang ada pasti akan kelakon/terjadi.

Semboyan tersebut juga memiliki kelanjutan atau menjadi satu dengan semboyan yang lain, yaitu:
Rawe-rawe rantas, malang-malang putung.
yang artinya bahwa semua yang menghalangi pencapaian suatu tujuan/goal harus disingkirkan. Harus dihilangkan. Semboyan yang kedua sebagai kelanjutan dari semboyan yang pertama pernah dilarang karena sering digunakan oleh PKI (http://jv.wikipedia.org/wiki/Rawe-rawe_rantas_malang-malang_putung). Namun benarkah semboyan ini begitu jeleknya sehingga harus dilarang/tidak digunakan.

Menurut saya memang benar bahwa apa hambatan harus dihilangkan, namun ini tidak berarti sebagai suatu anakhi yg bisa merugikan pihak lain. Namun jika kita merenung lagi, sebenarnya apa toh, yang menjadi penghalang dari suatu pencapaian/tujuan??? Apakah orang lain? apakah kondisi sosial politik? apakah pemerintah?? apakah terorisme oleh kelompok lain?? atau faktor-faktor eksternal yang lain.

Jika saya memang setuju dengan jawaban seperti itu, kapan saya bisa instropeksi? saya akan terus-menerus mencari kesalahan pihak lain, bukannya mencari solusi atas masalah. Padahal apa yang menghalangi suatu tujuan atau suatu pencapaian tidak lain ada dalam diri masing-masing orang, seperti perasaan gagal, putus asa, tidak melihat peluang, malas, dll. sifat-sifat negatif pada keegoan itu lah yang harus disingkirkan.

SOS.... Jakarta Bajir (Lagi)

01/02/2008 13:22:11 message to all: Mangarai telah mencapai titik siaga, mohon waspada, Banjir dan macet telah dimana-mana. Menurut perkiraan Hujan akan berlanjut sampai besok pagi. Mohon foward ke teman-teman yang daerahnya rawan banjir.

Pagi ini ada message masuk ke YM q, aq pikir biasa. lagian emang jakarta udah langganan banjir khan??
cuek

siangnya :
temen_gue (01/02/2008 14:35:56): Jakarta ujan trus
temen_gue (01/02/2008 14:36:01): Bnjir mas
gue : (01/02/2008 14:36:13): kasian deh

malem : 23:34 1 Feb 08
sms dari kakak:
Jakarta banjir. Aq gk pny tmp tgl!!Kos trndam.Bku rusak.Kasur bsh.Waduh tgl dmn?Pdh br byr kos.Bus u/ plg gda jg.Rpot tnan.Busway jg nolak kgrogol.Aduh!!

duh, baru inget kalo ada sister yg nangkring di jakarta, udah itu nomor hp tidak aktif. keduanya kayae mati :(
sabar yah, ntar dibantu sebisanya dari jogja